Senin, 09 Juni 2014

Khayalan Tingkat Tinggi

Sekarang-sekarang ini, saya kembali berpikir tentang masa kecil saya. Tentang khayalan masa kecil saya yang membuat saya menyesal. Bukan menyesal karena khayalan saya yang buruk, tapi karena saat kecil saya belum menerbangkan mimpi sampai di langit tertinggi.

Memang wajar kalo saat itu saya ga berani berkhayal tinggi-tinggi, mengingat saya yang kata orang hanyalah Anak miskin yang paling-paling ntar hanya bisa sekolah sampai SMA (itupun udah beruntung), kemudian kerja jadi TKW ato jadi pelayan toko atau buruh pabrik, dan setelah tua nanti tak beda sama sebagian besar penghuni desa saya, nenun lidi, buruh padi di sawah, metik aneka hasil kebun yang tak seberapa hasilnya.

Saya berkhayal kalo kelak nantinya saya akan menjadi Guru Matematika saja, sekian banyak orang mencibir ke saya, dan berkata "pancen kamu tu orang pinter, Nduk, tapi eling nek kowe ki wong ra nduwe, sekolah ki larang, sopo sing arep ngragati??".. Ucapan mereka tak pernah berubah, sama seperti khayalanku yang malah semakin membumbung tinggi..

Dan inilah yang selalu aku katakan pada diriku saat itu..

-- Kelak, kalau Orang tuaku memang tak ada biaya ataupun tak mau membiayai sekolahku, aku bisa kerja, apapun, atau mungkin mengandalkan bea siswa yang katanya banyak diberikan pada anak tidak mampu dan berprestasi. Begitu aku lulus SMA, mungkin aku akan kerja, uangku kutabung, kemudian aku kuliah,dan setelah itu aku kerja, di kantor, duduk menghadap komputer, sampai semua orang tau bahwa mereka itu salah.. mereka salah menilai mimpiku yang hanya akan pudar oleh berjalannya waktu dan umur--

Yang ada dalam anganku saat itu hanyalah simple, aku ingin sekolah, kuliah, ingin kerja, ingin bisa keliling Indonesia. sesimple itu, tapi bagiku itu adalah pencapaian yang teramat luar biasa..

mungkin buat orang-orang berada dan mempunya orang tua berpendidikan dan konsen pada pendidikan anak, apa yang kuimpikan ini adalah hal yang sepele, yang bahkan tanpa perjuangan keras pun anak-anak mereka bisa mencapainya dengan mudah.

Alhamdulillah, Allah mendengar mimpi mimpi dan doa yang selalu kurapal setiap hendak memejamkan mata.. Tapi saya sekarang menyesal, menyesal kenapa waktu itu saya tidak bermimpi lebih tinggi lagi..:D

belum terlambat untuk kembali berkhayal memang, tapi kadang jiwa pikiran saya ini semangatnya tak sebesar waktu kecil dulu.. dan saya pun menyadarinya, bisa jadi karena saat ini saya telah berada di Zona nyaman. saya merasa Allah telah memberikan apa yang selama ini saya harapkan, saya merasa telah cukup dengan semua yang telah saya dapat sampai detik ini..

Merasa konaah itu perlu, tapi tak ada yang salah kan kalo saya kembali menggaungkan mimpi itu??

Seharusnya begitu, dan mungkin saya harus membiasakan untuk mengucapkannya dari sekarang..

Saya ingin dapetin bea siswa S2.. Saya ingin anak2 saya tumbuh sehat, cerdas, sholeh dan membanggakan kedua orang tuanya, dengan menjadi apapun yang mereka inginkan.. Saya ingin menjadi Ibu Rumah Tangga yang pandai dalam semua hal, pinter memasak, pinter menjahit, pinter mengajari dan menemani anak2 belajar kehidupan.

Tak ada yang tak mungkin, selama kita berusaha untuk menjadi lebih baik, lebih baik, dan lebih baik lagi..

Kepakkan mimpimu setinggi langit, dan Allah akan menangkapnya kemudian menjadwalkannya untuk terjadi, pada waktu yang memang hanya Dia yang menentukan..

Semangat, semangat, semangattttt!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar