Kamis, 29 Desember 2011

Sederhana

Aku bilang padamu
" Setiap minggu, aku belanja kebutuhan mingguanku di pasar tak jauh dari rumahku"
" hampir setiap bulan, aku beli satu baju baru"
" hampir setiap bulan, aku makan di sebuah restoran mewah dengan harga yang wah, demi memanjakan lidahku"
" hampir setiap bulan, aku agendakan hari liburku untuk jalan-jalan sejenak, melepas penat, di sebuah Mall ternama di Kotaku"
" hampir setiap 3 bulan, aku beli sepatu baru "
" 6 bulan sekali, biasanya saya digiurkan oleh Tas baru"




Apakah yang saya lakukan ini bisa dinilai sesuatu yang sederhana???


Teori sederhana untuk setiap orang memang beda-beda kali ya??
kalau untuk ukuran saya sih, yang namanya sederhana itu ketika saya bisa memenuhi kebutuhan dasar saya tanpa berlebih-lebihan sih.. Saya makan, 3 kali sehari, 2 kali makan dirumah, sekali di kantor dengan rate harga 10ribuan, bagi saya itu masih sederhana.. kadang, ketika jalan di Mall, liat baju bagus harga 100 ribu kebawah, saya beli, dan saya pikir, bagi saya itu sederhana, karna kan cuma sebulan sekali saya beli baju baru, ya nggak??

eitt, tapi itu saya yang sekarang lho, yang pastinya dah jauh beda dengan saya di masa SMA atau masa kuliah dulu..

Kata Sederhana, yang susunan kata dan artinya masih sama dari tahun ke tahun, ternyata bagi saya mengalami pergantian esensi..

Saya kembali mengingat-ingat zaman saya masih SMA di Jogja dulu. Uang 500, begitu berharga, karena tanpa uang itu, saya nggak bisa pulang naik bis Jogja Wates. Makan Soto harga 1500 rupiah, bagi saya dah cukup mahal, cukup boros, dan cukup wah, dan makanan yang menurut saya sederhana dan cukup mengenyangkan itu adalah "roti melati" yang harganya cukup 500 perak.. gimana dengan Mie ayam atau Bakso?? wah, kalau untuk ukuran SMA, saya akui kalau makanan itu adalah makanan paling wah bagi saya, ya makanya saya cuma beli tu mie ayam sebulan sekali, walaupun sebenernya harganya cukup miring sih, cuma 2500 rupiah.. murah kan??(bagi saya mahal waktu itu..:D)

Zaman kuliah ternyata mampu merubah lagi image saya tentang Sederhana itu.. yang dahulu jajan 2500 itu mahal, mewah, sekarang jajan 5000 keatas baru saya nilai mewah, boros.. kok bisa??? saya juga nggak tau kenapa bisa gitu, tapi sangkaan saya sih, karena sudah terbiasa di lingkungan yang menganggap bahwa harga 2500 itu murah kali ya??
itu baru tentang makanan, belum pakaian.. dahulu, setahun beli baju lbh dari 2 kali itu mewah,dan yang namanya sederhana itu kalau beli baju setahun sekali saja. Kalau makan nasi lauk ayam, maksimal seminggu sekali saja.. kalau makan di Resto, tiap abis ujian saja..

Dan saat ini, ketika saya sudah bekerja, sepertinya yang bagi saya dulunya adalah mewah, sekarang saya anggap sebagai hal yang sederhana, hal yang biasa.. hikss.. sedihhhh..

Dulu, saya sangat menghargai receh demi receh, menghitung kepingan logam yang tersisa di dompet saya.. sekarang, keping-keping uang receh itu dengan mudah saya kasihkan pada orang lain, (sedekah sih maksudnya, tapi kok kayak sedekah dari uang sisa yak??)

Dulu saya sempet menghitung uang yang tersisa di Dompet, menghafal nominal rekening yang tercantum di saldo tabungan, tapi skrg?? kalo ditanya uang di dompet saya ada berapa, saya pasti nggak tau.. yang saya ingat sih, nggak ada uang 100ribuannya, ada selembar 50 ribuan, selembar 20an, dan yang lainnya beberapa lembar uang sepuluh ribuan, 5 ribuan, dan uang2 kecil lainnya..

sekarang, dalam menilai Sederhana itu, bagi saya adalah ketika saya nmasih bisa menjadi orang yang jauh lebih hemat dari rekan-rekan kerja saya.. saya masih menjaga pengeluaran saya, jangan sampe melebihi pendapatan saya, dikurangi besaran save yang sudah saya tentukan.. itu saja..

Padahal, dalam artian sebenarnya, ketika saya hitung kembali pengeluaran bulanan saya saat ini, sepertinya sudah mencapai 5-6 kali dari total pengeluaran bulanan saya waktu kuliah..

dan bagi saya, itu masih saya nilai sebagai hidup sederhana..

How about you???

1 komentar:

  1. sederhana memang relatif ya..
    apa yg sederhana menurut oranglain, kadangkala menurut kita itu boros, demikian sebaliknya

    berdoa saja, smg kita tidak termasuk golongan yg tidak berlebih2an...

    pas pada tempatnya... dan porsinya... :)

    BalasHapus