Senin, 02 Juli 2012

Dahulu

Dingin malam itu tak membuatku menyusutkan niat untuk menemuimu, kamu yang perlahan semakin berusaha menjauh dariku.. Sepanjang jalan, telah kususun banyak kalimat yang akan segera kutumpahkan padamu, begitu kamu berada dihadapanku..

Tapi, kenyataannya tidaklah demikian. begitu bertemu,aku, dan kamu, hanya diam mematung, duduk, beradu dengan pikiran masing-masing. Ingin rasanya aku memulai pembicaraan ini, tapi yang ada hanyalah bungkam. Aku hanya sanggup bicara dengan diriku sendiri.


Menit demi menit berlalu, dan kami masih saja diam. Entahlah, mungkin kami sama2 berharap ada yang memulai pembicaraan di malam yang dingin ini..

dan... setelah sekian menit, terdengarlah dia mulai bicara..

"Dek..."

aku menoleh padanya, pada wajah yang setiap saat slalu membayang dalam pikiranku..

"Ya,..."

"Taukah kamu, kalo kita ini sungguh berbeda.. Kamu, kamu yang sekarang, sudah punya segalanya, seperti yang dulu pernah kamu impikan bukan?? berbeda dengan aku, dek.. Rasa-rasanya mimpi itu bukannya semakin mendekat padaku, tapi malah semakin menjauh, yang membuatku lebih yakin kalo aku nggak bakal bisa menggapainya.."

aku masih terdiam, mencoba mencari ujung dari ucapannya barusan..

"Dek.."

"Bahkan sekarang, menggapaimu pun rasanya tak mungkin dek.."

Dan kemudian, hening lagi, lama,

hingga ku beranikan membuka suara..

"Mas..."

"Rasa ini nggak pernah berubah, mas.. masih tetap sama, bahkan semakin menguat.. Aku tak lagi mempedulikan apa-apa yang orang lain katakan tentang kita, ataupun yang sikapkan padaku belakangan ini, juga apa kata orang tua- orang tua kita. semuanya masih sama seperti dulu, mas.."

.......

"Hanya, yang berbeda adalah Mas.. semakin lama, Mas semakin berusaha menghindar dariku, mengurangi ritme komunikasi kita..."

.....

"Apa yang hendak kamu sampaikan malam ini, Mas??"

Dan kami kembali terdiam...

.......
"Dek..."

"Pilihlah orang lain yang lebih baik dibanding aku, Dek.."



Dan kamu berlalu begitu saja, tanpa memberiku ruang untuk meminta penerangan darimu...