Rabu, 04 Juli 2012
Kota Motor
Kali ini, kujuluki Jogjaku ini sebagai " Kota Motor" saja, karena memang yang terjadi adalah demikian. Jogja Kota Motor..
Cobalah tengok deretan panjang jalanan di Malioboro yang penuh sesak di-parkir-i si Motor roda dua itu.. sampai2, kalo diberi waktu untuk sekedar melayangkan pandang di seluruh area itu, rasanya sedikit sekali kita temukan kereta bermesin roda empat bernama mobil.
Juga lihatlah sepanjang perjalanan yang pernah terlalui di jalur kota Yogyakarta, hampir semua berisi motor bukan?? kalaupun aku disuruh menghitung atau diminta membuat perbandingan antara jumlah pengendara mobil dan motor di Kota gudeg ini, rasanya akan kujawab dengan yakin, bahwa 1:25 adalah jawaban yang hampir tepat. (yakin kok kayak setengah yakin ya??:p)
Memang, pertumbuhan kendaraan bermotor di wilayah Jogja ini, amat sangat pesat kurasa. karena dulu, ketika zaman aku masih SMA (8 tahun yang lalu), rasa2nya jalanan masih agak lengang, tak se-semrawut dan "kadang" macet seperti sekarang ini. Dulu, jalanan rasanya masih menjadi milik berempat berlima, jadi ketika kita dikejar waktu untuk segera sampai Kota pun, 70km/jam adalah hal yang biasa. Sekarang??? kalo sudah masuk area dalam kota, untuk dapat berkecepatan 40km/jam rasanya sudah bisa dibilang "ngebut bin nekat", kecuali pada malam hari diatas jam 9 lho ya..:D
Jogjaku sekarang, memang terlihat banyak beda, dan pastinya ketika jogjaku menilaiku, aku pun sudah menjadi begitu jauh berbeda. (namanya juga oerjalanan waktu..:d)
Pesatnya perkembangan jumlah Motor di area jogja sayangnya tidak diiringi dengan penyediaan lahan parkir yang mencukupi, sehingga di banyak titik, sering ditemui sepertiga jalan sudah dijadikan sebagai lahan parkir. Trotoar untuk pejalan kaki pun demikian, sudah banyak yang tidak kelihatan lagi karena sudah beralih fungsi. Dan bagiku, hal ini benar2 membuat tak sedap untuk dipandang. Aku yang sekarang bisa dibilang sebagai salah satu pengunjung (bukan lagi sebagai penghuni kota Jogja) mulai merasakan ketidaknyamanan dengan Kota ini, kota yang dahulu benar2 membuat damai hati dan selalu menawarkan kerinduan mendalam hanya ketika namanya disebut saja..
Yah, harapan aku pribadi sih, semoga pemerintah Kota Jogja memperhatikan kondisi pra-kemacetan ini, mulai membuat kebijakan baru khusus untuk kendaraan roda dua, lahan parkir, menata ulang Kota, dan kebijakan kebijakan positif lainnya, sehingga untuk kedepannya slogan Jogja sebagai Kota Berhati Nyaman, tak hanya sekedar slogan saja..
*sehabis seminggi menikmati aroma Jogja..:D