Memasuki bulan terakhir di tahun 2012, rasa-rasanya diri ini sudah makin tua saja. Usia juga sudah mulai berjalan ke masa seperempat abad, walau kalo ditoleh ke masa lalu, sampai usia segini perolehan hidup saya masih belum semaksimal dan sesempurna yang saya harapkan.
Mengenang masa-masa kecil saya yang begitu ambisius demi mencapai segala hal yang saya inginkan, walaupun saat itu kondisi serasa tidak memungkinkan. Ambisi besar yang pada akhirnya membawa saya pada perubahan besar, yang menjadikan saya memasuki zona nyaman seperti sekarang ini, yang bisa dibilang, tak ada usaha yang terlalu kersa lagi bagi saya untuk mendapatkan apa yang saya ingin.
Dan ambisi itu menyurut semenjak saya memasuki kampus biru bernama STAN itu. Entahlah, mungkin, seperi yang sudah saya sampaikan, zona nyaman membuat segalanya meredup. Fasilitas membuat semangat tak terlecut.
Tolehlah, masa SD dan SMP saya yang begitu berambisi mendapatkan predikat lulusan terbaik agar kelak saya menjadi guru matematika populer di suatu sekolah favorit. masa SMA saya yang begitu bergelora semangat agar saya bisa memperoleh predikat "lulus ujian" di universitas-universitas favorit, dengan kondisi yang jauh dari keadaan saya sekarang. tak ada uang saku cukup untuk sekedar mengganjal perut, tak ada menu sarapan tersaji di atas meja ketika hendak mengais ilmu, tak ada sepeda yang meringankan langkah panjang sepanjang 10 km perjalanan pulang pergi setiap hari, tak bakal ada uang buat beli peralatan sekolah kalo tidak menenun lidi demi lidi untuk dijadikan pernik kerajinan, anyaman tas dari enceng gondok kering yang membutuhkan waktu 4 jam untuk menyelesaikannya, hanya dengan uang upah sebanyak Rp. 4000 saja..
Ada banyak keterbatasan saat itu, tapi saya justru menjadikannya sebagai pelecut semangat saya untuk terus maju menggapi mimpi yang bahkan orang tua pun tak pernah percaya bakal menjadi nyata.
Bukan saya tak mensyukuri keadaan saya saat ini, tapi saya sedang hendak mencari kemana semua itu pergi..
Saya ingin membangunnya lagi, mimpi yang tinggi itu lagi, yang menjadikan saya tak hanya stagnan dalam kondisi seperti ini..
Saya ingin menumbuhkan rasa percaya pada diri saya lagi, bahwa saya bisa, saya mampu, dan saya masih punya banyak waktu untuk mewujudkannya..
Tak ada yang namanya rintangan, karena yang ada hanyalah alasan yang menghambat kita untuk maju.
Dan mulai hari ini, saya harus kembali berjalan lagi, atau setengah berlari, menjajal segala pintu yang berjejer di depan mata, dengan kunci yang saya miliki, begitu seterusnya, sampai saya berhasil membuka pintu terakhir dan kemudian hidup kekal didalamnya..
Semangat Ujian DIV, Semangat Kuliah, Semangat Kerja, Semangat Ibadah, Semangat menuju kehidupan yang lebih baik!!!
SEMANGATTTT!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar