Rabu, 29 Februari 2012

Menjadi Dewasa Itu......

Menjadi dewasa itu...
tak sekedar menikmati perubahan ujud dari kecil menjadi besar, dari berseragam putih merah ke putih abu-abu, atau ketika usia sudah melewati batas tujuh belas tahun..

tak hanya sekedar menjadi pekerja dan menghasilkan banyak uang, tak hanya ketika memiliki pasangan dan buah hati..

Lantas kita menyebutnya menjadi dewasa..

yang nyata,

Dewasa itu adalah ketika kita menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.. menjadi semakin tau diri, selayak padi yang semakin merunduk. selayak botol penuh air yang tak lagi berbunyi nyaring.

Dewasa itu, ketika Tuhan menempati seluruh keputusan hati dan pikir kita.

ketika manusia tak sekedar melirik ke bawah lantas merubah sifat menjadi angkuh, memandang atas menjadi maruk..

dan Hanya apabila berbicara tentang hidup, suka duka selalu dianggap sebagai bagian dari hikmah kehidupan.

dan saya rasa begitulah dewasa itu..

Sabtu, 25 Februari 2012

Sang Peniru Ulung

terkait dengan judul, saya akan berbicara sedikit tentang pola hubungan orang tua - anak, yang nota bene seorang anak kebanyakan/sebagian besar adalah "penjiplak" perilaku orang tuanya..

saya tak mau menyebut anak itu sebagai sebuah "jiplakan" karena menurut saya, jiplakan itu lebih pantas sebagai output, bukan sebagai subjek yang dalam hal ini adalah anak.

"Penjiplak", bagaimana mungkin?? ingat kan istilah kalo anak itu peniru ulung?? ketika lahir, kita ajarkan anak-anak kita tepuk tangan, mereka akan berusaha menirukannya, atau bahkan yang secara tidak sengaja kita lakukan atau kita perlihatkan, seperti ketika kita mengepel, menyapu misalnya, biasanya anak umur setahun kalo liat ibu atau ART di rumah sedang ngepel, atau hanya ketika dia lihat kain pel atau sapu, pasti dia tau pasti gimana cara menggunakannya, hanya dengan menirukan apa yang sering dia lihat selama ini..

begitupun dengan fungsi-fungsi indra lainnya, ketika mendengarkan banyak omongan2 kasar dan ga beradab layaknya menyebut semua nama penghuni kebun binatang dengan nada yang tak semestinya diperdengarkan, akan pula ditiru oleh sang putra..

Semua-mua-muanyaaaa, saya bilang, pasti diperhatikan oleh jundi kecil kita..

Bahkan, anak saya yang umur setahun sudah mahir menyala-matikan kompor, AC, mengganti channel stasiun TV, sudah bisa menuang air minum dari dispenser, sudah lihai merayu orang tuanya untuk sekedar shopping ke A*fa/I**omart, hanya dengan mengamati perilaku orang tuanya saja..hahaha, pinter kali kamu nak...:*

oya, dalam hal mendidik anak, saya rasa saya tak sebaik-seperfek orang tua orang tua yang amat sangat memperhatikan segala hal tentang anaknya, dan bisa dibilang didikan saya banyak yang keluar dari standar-standar yang banyak di-patok-kan orang orang belakangan ini. standar yang kadang membuat saya jadi agak sedikit minder juga mengingat saya, seorang ibu satu anak yang tak bisa sesempurna mereka, seorang ibu pekerja yang tak didampingi suami secara langsung dalam membesarkan sang buah hati..
Ah,tapi ya sudahlah, usaha saya sudah cukup maksimal kok, dan lagi, gaya didik Ortu saya sepertinya pantas juga untuk dijiplak,:D.. Haha, namanya juga saya kan mantan peniru ulung...:p

So, saya cukup puaslah dg apa yang bisa saya lakukan untuk anak saya..

Aha, jadi mlenceng dikit ya..
Hemm, kembali ke materi awal..

Belajar dari pengalaman menjadi peniru ulung, maka dari itu saya ato tepatnya saya dan si ayah anak saya yang notabene suami saya, pastilah menjadi sosok "teladan" bagi si anak. dan oleh karena itu, akan menjadi hal yang indah ketika kami para orang tua bisa memberikan teladan yang baik, dalam segala hal, tak harus sesuatu yang besar saya rasa, tapi dari segala sesuatu bernama pelajaran kehidupan..

Semoga kami bisa menjadi "teladan" yang baik buat anak-anak kami... amiiinnn..

Kamis, 23 Februari 2012

Senandung Waktu

masuk ruangan,nyalakan kompi, dan sembari menunggu,saya beranjak menuju pentry untuk menyeduh secangkir teh hangat pemula hari..
Memulai menuangkan ide, meminta jawab ataupun memberi jawab atas suatu tanya,agar tak ada selisih jalan ketika berputar berkeliling nusantara,atau ketika para wakil rakyat bertukar dengar dg seisi ruangan disini.. Hanya ingin bersepaham,menurut saya..

Kemudian, menata alur, tak hanya berpihak pada ingin hati saja,atau sekedar untuk menghabiskan pundi2 titipan rakyat sebagai satu target pencapaian, atau hanya 'simbolis' sebagai pengantar pesan yang tak jelas ujung pangkalnya..
RAPIH.. Seperti konsep POAC yg tak hanya sekali berdengung di telinga dan tak pula cenderung ditangkap hanya sebatas teori saja...

Akan tetapi, yang saya tau dari wajah yang bukan berwujud bayang-bayang, disini, semuanya tak lagi berpijak pada kedua kaki yang seimbang,karena secara sadar telah memulangkan sang gravitasi pada tempat tak semestinya..

Hanya,kalaupun saya tak sehati, anggukan kepala haruslah tetap ada untuk mereka sang pemilik kursi..

Begitulah, alur yang mencipta sebuah siklus berulang, yang tak terlihat membosankan, tapi mendekat pada ketidak-beradaban..

Minggu, 19 Februari 2012

sibuknya menjadi ibu bekerja plus ngurusin baby kecil tanpa bantuan si ayah,ckup menyita banyak waktu saya.. Bangun pagi,masak,nyiapin maemnya dek faraz, mandi,siap2 ke kantor... Persis sblum adzan maghrib tiba,bru sampe rumah lagi, bersh2 badan, sholat, makan,,jam 7 baru beres smuanya.. Abis itu??
Beda waktu sejam dg sang Ayah,membuat saya mewajibkan menghubungi beliau jam 7,ato jam 8 malem waktu Ayah.. Dan biasanya,sejam kami habiskan dg ngobrol ksana kemari,dengerin celotehan dedek, sembari nemenin Faraz mainan.. Jam 8,waktu saya, adalah jamnya Faraz minta bobok,jadi rutinitas saya selanjutnya adalah meninabobokkan Faraz,yang tkadang sayapun ikut tertidur dbuatnya..
Rutinitas yang sama dan berulang di setiap hari kerja.. Dan kalaupun weekend, waktu sepenuhnya saya usahakan bsa bsama faraz terus, bangun tdur,mandiin,nyuapin,maen bareng, dst,sampai wiken abiz dan kembali ke rutinitas hari kerja saya lagi...fiuhhh..

Dan dg tingkat kerepotan saya seperti ini,membuat saya tak bsa merutinkan menyentuh mushaf kecil saya, menjadikan saya tak pernah qiyamul lail, sholat yg tak bsa benar2 khusyuk, apalagi kalo Isya dan Subuh...
Banyak yg saya korbankan ternyata,..Semoga saja Allah memaafkan hambaNya ini... Amiin..
Dan akhir akhir ini,saya sedang belajar meluangkan waktu saya,untuk setidaknya kembali menyentuh Mushaf Alquran, kembali qiyamul lail, dan berniat memberikan pelajaran Alquran ke dek Faraz sejak dini,seperti kedua orang tua saya yg berhasil membuat saya bsa membaca Alquran,sejak umur 5taun,dan saya bisa baca tulis huruf abjad mulai umur 5taun,juga.. Dan tentunya,saya nggak mau kalah dg kedua orang tua saya yg hanya lulusan SD dunk!

Bismillah,semoga dipermudah...

Rabu, 15 Februari 2012

Menoreh...

Menorehkan catatan kecil sewaktu senggang, atau disenggangkan, adalah hal yang indah, dan akan menjadi pengingat usia. meski terkadang membuat diri menjadi malu atas apa yang pernah dilakukan di masa lalu. Tapi tak apalah, karena bukankah yang namanya pendewasaan itu adalah rangkaian dimana dari hari ke hari kita slalu bisa menjadi lebih baik?? Kalau yang terjadi adalah bahwa kita menjadi kagum dengan masa2 yang pernah terlewati, sama artinya dengan kita merugi kan??

Malulah, kawan, selagi kamu menoleh ke belakang, karena dengan begitu, tekadmu untuk meluruskan jalan akan slalu terbentang..

Tak hanya menoreh, tak harus dengan lembaran kertas atau tuts2 yang kau petikkan menjadi nada, untuk bisa membalikkan lembar demi lembar halaman kehidupan, tapi bisa pula kau jumpai kawan-kawan lama sebagai pemutar ulang video masa kelam, kelam suram, ataupun kelam membanggakan..

Kalau kau bertanya padaku tentang torehan lampauku,
kuberi jawabku disini, bahwa aku, malu sekaligus rindu.. malu pada kekurang-ajaranku, pada ketidakmaluanku saat itu, dan juga merindu pada jiwa-jiwa yang membersamaiku, selagi berada dimasa itu..

Tak perlu diungkap semuanya, karena aku hanya ingin memuatnya sebagai sekelumit memori perjalanan masaku, atau kalaupun aku butuh, aku tuang kembali dalam gelas-gelas kaca, biar tak hanya aku yang bisa melihat apa isinya, tapi juga mereka, agar bisa menjadi sebutir garam untuk mereka icip sebelum memulai menyelami lautan.

Senin, 13 Februari 2012

Biarkan saya Sekolah di SMA N 1 Yogyakarta

SMA Negeri 1 Yogyakarta...

Tiga tahun sekolah disana, diawali dengan perjuangan memperoleh restu orang tua untuk bisa melanjutkan sekolah yang cukup alot. Dulu, orang tua saya sangat berharap saya masuk ke Pondok Pesantren aja, katanya sih biar jadi orang bener (sholehah_red), dan itu artinya, sejarah sekolah saya cuma kandas sampai bangku SMP. Hukssss, nyesek banget rasanya.. Cita-cita saya dari kecil, pengen sekolah, SMA, abis itu lanjut kuliah,kerja enak dan mapan biar nanti bisa bantuin ekonomi ortu yang morat marit, bisa nyekolahin adik-adik yang masih ada 4 biji lagi, biar mereka pas gedhe ga jadi orang susah.. ee, malah sama Ortu dilarang sekolah.

Tapi okelah, perlahan saya mulai bisa menerima keputusan ortu yang mengharap saya masuk ke pesantren, dan saya sedikit demi sedikit mengubah mimpi-mimpi saya, saya akan masuk Pesantren, tapi disitu harus ada pendidikan formal, mata pelajaran yang diajarkan di SMA biasa, dan kalau saya jadi masuk Pesantren, saya ga mau nantinya saya dijodohin, terus disuruh ngendon dirumah jadi ibu rumah tangga aja, tapi yang saya mau, saya maunya lanjut kuliah ke Al-Azhar (dalam mimpi gue, hahha)..

dan sampai detik-detik menjelang kelulusan SMP saya, keputusan Ortu masih belum berubah. No hope deh..wis pasrahlah buat hidup ke depannya..dan karena itu pulalah, sebelum saya dicemplungkan di Pesantren, saya meminta ijin ke Ortu untuk iseng2 nyobain ikut Tes SMA, dan SMA pilihan saya adalah SMA 1 Yogyakarta (Ikut-ikutan sahabat saya ceritanya).

Berbekal keisengan itu, ternyata Jalan yang saya impikan pun perlahan terbuka, Saya diterima masuk SMA 1. Menyampaikan keberhasilan saya ke Ortu, tapi tanggapannya masih sama, kubujuk dengan banyak cara, kuperlihatkan nilai-nilaiku yang tak pernah mengecewakan, kubandingkan dengan Mbakku yang semua pintanya selalu diluluskan, yang diijinkan untuk sekolah di SMK sesuai keinginannya padahal saat itu statusnya sudah "ISTRI", kuungkapkan pula betapa aku tak pernah berusaha merepotkan dengan meminta jatah jajan ataupun uang bayar sekolah. Dan ketika semua jurus sudah dikeluarkan, akhirnya statement kalau Ortu merestui pun keluar dengan catatan Ortu ga mau sedikitpun mengeluarkan biaya masuk sekolah saya. Fiuhhhhh, okelah, ga papa, saya punya Guru guru saya yang super baik (big thanks buat Pak Johan, Pak Agus, Bu Musiyah, Bu Budi, Bu hermizah, tanpa kalian, hari ini saya pasti bukan jadi Apa-apa) yang memberikan dana sukarela untuk biaya masuk SMA saya, dan untuk kekurangan biayanya saya usahakan sendiri dengan menjual Cincin dan Anting-anting milik saya hasil saya bikin anyaman setiap abis pulang sekolah.

dan Alhamdulillah, saya bisa membayar lunas biaya masuk calon SMA saya,Senaaaaannng banget, meskipun kebahagiaan saya terpatahkan ketika Restu orang tua dicabut kembali (paling tragis seumur hidup saya..). Dan saat itu juga, saya memutuskan MINGGAT dari rumah, entahlah, mau kemana, saya juga ga tau.. waktu itu, saya hanya mengikuti kaki melangkah, sambil menangis sesenggukkan sepanjang jalan, sambil berkhayal, kalau saya akan segera pergi saja dari sebuah kampung yang memuakkan, dan saya akan kembali ketika saya nanti sudah menjadi orang sukses, yang entah itu berapa tahun kemudian (beneran mirip orang gila deh, nangis, ketawa sendiri, luntang-luntung ga jelas, tidur didapur orang, bhhhhh).
Hingga 3 hari lamanya, saya MINGGAT, sambil berharap ortu saya mencari anaknya yang hilang. waktu itu, stok uang saya habis, dan akhirnya saya ke rumah embah putri saya, dan disitulah Bapak menemukan saya. Ditawarilah saya pulang dan nanti biar Bapak yang ngomong ke Ibu biar Ibu ngijinin saya sekolah..
Saya pulang, dan sampai rumah, saya langsung bilang ke mereka "aku pengen sekolah, nek bapak ibu ra gelem ngragati yo ra popo, aku yo iso golek ragat dewe, wislah, bapak ibu rasah cemas, nek aku bakal ngrepoti, sok aku tak golek sangu, golek duit dewe, sing penting aku oleh sekolah wae" (saya pengen sekolah, kalau bapak ibu ga mau membiayai, ya sudah, aku juga bisa cari biaya sendiri, sudahlah, bapak ibu ga usah cemas, aku ga bakal merepotkan kok, besok aku cari uang saku sendiri, cari duit sendiri, yang penting bapak ibu ngijinin aku sekolah, itu aja)..

Fiuhhh, dan sampai disini, akhirnya saya bisa masuk ke SMA N 1 Yogyakarta, bersiap menyambut tiga tahun yang tak tahu akan berakhir seperti apa...

Welcome SMA N 1 Yogyakarta..

Jumat, 10 Februari 2012

Menuju Bontang _ Part 1

Perjalanan sudah dimulai dari sekitar sebulan yang lalu, ketika saya dan teman sekantor saya bermaksud mengajukan pindah eselon 1, dan menghadap ke Pak Sesditjen untuk menyampaikan maksud tersebut, tentunya setelah suami-suami kami bertengok ke calon kantor tujuan yang dijadikan sasaran kepindahan istrinya.

Menemui Pak Ses, dengan takut-takut cemas, takut tanggapannya ga mengenakkan, takut ditolak permohonannya. Bismillahirrohmanirrohim..

Alhamdulillah, Bapak Ses ternyata baik banget, menyambut permohonan kami dengan positif, meskipun beliau harus berkonsultasi dulu dengan Bapak Dirjen. Okelah, ga papa, yang penting satu langkah pertama telah saya jejakkan, dan tak ada kata mundur sehabis itu.

Menemui Bapak Ses untuk yang kedua, dan mendapatkan hasil yang menggembirakan. Permohonan kami disetujui, dan setelah ini, kami dipersilahkan untuk membuat lamaran secara formal melalui surat ke kantor tujuan. Fiuhhhhh.. semoga ini awal mula dari bersatunya keluarga kami dalam satu atap.. Amiiinnn..

Menyusun Lamaran, mengumpulkan berkas2 lampiran surat lamaran, mengirim lewat pos, menunggu surat balasan.

Hari selasa, 8 Februari 2012, suami berkunjung ke KPKNL Bontang, menyampaikan surat lamaran saya, dan sungguh tidak kami sangka kalo saat itu juga kepala kantor langsung memerintahkan anak buahnya membalas lamaran saya, dan segera menyerahkan kepada suami untuk dikirim ke saya..

dua langkah sudah berjalan dengan lancar, dan semoga langkah-langkah berikutnya semakin dimudahkan..

Menyusun surat persetujuan dari Pak Direktur untuk disampaikan ke Pak Ses, sehari bisa diselesaikan, masuk ke pak ses, dan sekarang telah didisposisikan ke Kabag Kepegawaian untuk diproses.

progress sampai saat ini memang baru sampai dalam tahap ini, dan bisa dibilang, masih nggantung, karena dari Kantor pusat kantor tujuan belum ada acc. persetujuan (meskipun secara informal sudah mendapat lampu hijau.:D). tapi setidaknya, saya menilai langkah saya sudah 10%, atau baru 10% lah ya tepatnya.. hehe. dan saya hanya bisa berharap, semoga Pak Sesditjen Kantor tujuan menyetujui permohonan saya untuk bisa mengikuti suami, setelah hampir 2 tahun terpisah jarak yang cukup jauh. (beda pulau _ red)..

Semoga sesegera mungkin saya bisa mengabdi di tanah Borneo. Amiiinn..

Doakan saya teman-teman...

Rabu, 08 Februari 2012

Perbincangan Hati

*tif, ayolah,kembali kau rajut mimpi2mu lg,seperti dulu ketika kmu bsa menyusunnya menjadi begitu indah,shingga rajutan yg kmu susun waktu msh kecil,disukai olehNya..dan diberikan kepadamu nyata atas semua yang kau susun itu.


**ah,entahlah,tif..aku ga tau apa yg terjadi pada diriku skrg.. Kenapa aku menjadi makhluk yg hanya menyerah pada nasib,menjadi makhluk yg tak byk berangan?? Apa karna aku telah puas dg pencapaianku skrg2 ini??, apa karena aku jadi orang yang terlalu nrimo, yang buat aku jadi tak punya banyak harap lagi.. aku pun ingin, tif. ingin banget berangan seperti dulu, berjuang mencapai asa untuk semakin bisa membumbung ketempat yang lebih tinggi. Aku mau, tif..


* lantas, kenapa kamu sekarang hanya diam, dan duduk manis saja, tif???... Tata ulang lg mimpimu,kerjakanlah, step by step,belajar,berusaha, majulah tifa sayang.. kalau kamu takut,aku akan slalu menemani dan menguatkan langkahmu.. Belum terlambat untuk kamu mengucap mimpi2mu itu tif.. Kembalilah pada semangat2 yg slalu kmu tumbuhkan kala SMA dulu...


**SMA, iya, karna waktu itu aku punya banyak orang hebat disekelilingku, karna mereka mampu meletupkan semangat-semangat yang pernah hampir padam,. Tapi sekarang, kepada siapa aku mencarinya?? mungkin, seharusnya aku tak lagi bergantung pada makhluk bernama manusia, tapi sulit itu, tif. aku butuh banyak motivator yang beredar disekelilingku., yang menjadi pencipta jalan baru untuk menarikku melangkah memasukinya..


* hmmm.. lihatlah sekelilingmu lagi, tif, lihat mereka2 yang masih penuh semangat menyusun harap. apa kamu tak ingin jua seperti mereka.. memang, pemutus terakhir itu Tuhan, tapi tanpa proposal ditangan, mungkinkan Allah datang untuk memberikan sesuatu tanpa permohonan?? enggak kan??? segeralah kamu susun proposalmu, sampaikan padaNya, jangan hanya sekali, tapi setiap kali kamu datang padaNya. Mumpung kamu masih muda, mumpung Allah masih memberikan umur dan kesehatan, sebelum penyesalan itu datang, tif..

Semangat, tifa.. semangat untuk kembali merajut mimpi!!!!



** Akan kucoba, tifa sayang. akan aku coba lagi.. dan jangan lupa kamu harus slalu ada untukku, mengingatkanku ketika aku hampir kandas lagi..

#merajut mimpi#

Selasa, 07 Februari 2012

Jendela -Johari Window-

Kala saya SMA, pelajaran Sosiologi mungkin, kalo saya tidak salah ingat. pelajaran yang sedikit banyak membosankan, tapi sekaligus menyenangkan, karna dengan begitu, kita belajar tentang tatanan pribadi dalam kehidupan bermasyarakat. meskipun saya akui, nilai terendah saya dikelas adalah di pelajaran ini. :p, (sampai wali kelas saya geleng-geleng, karena rata-rata anak2 pada dapet nilai bagus, tapi sayanya ancur, hohoho)

Johari Window -tentang saya
Aku Tahu, Kamu Tahu
Aku Tahu, Kamu tak Tahu
Aku tak tahu, Kamu tahu
aku tak tahu, kamu tak tau

Sederhana saja, jendela yang merupakan pertemuan garis vertikal dan horisontal, yang membentuk 4 kuadran, (+,+);(+,-);(-,+), dan (-,-). Jendela yang mencerminkan tentang kita dan manusia di sekeliling kita.

Kuadran I, ada di Jendela (+,+), Zona Kebersamaan lebih enaknya kita sebut, dimana semua orang dan kita sendiri tentunya, tau akan apa yang dihadapi, apa yang dirasa, yang menjadi beban maupun kebahagiaan. disinilah makna kata "berbagi", senang, tawa, canda, dirasakan bersama.

Kuadran II, ada di Jendela (+,-), mungkin lebih enak kita sebut sebagai rahasia pribadi, dimana hanya kita yang tahu, yang merasakan, dan tak ada seorangpun yang masuk dalam zona kita, yang tau satupun dari apa yang kita tau (sembunyikan).bukan tertutup, saya bilang, tapi lebih cenderung memberikan batas pada orang lain untuk "mengeksplor" pribadi kita, karena sebagai manusia, ada banyak privasi yang tetap harus dihormati.

Kuadran III, di posisi (-,+) Aku tak tahu, kamu tahu. ada kalanya, kita menjadi manusia yang tak pernah tau apa yang orang lain tau tentang diri kita. maksudnya?? orang lain, dalam hidup kita, berperan sebagai partner, juga sebagai juri yang tiap saat menilai tingkah perilaku kita. tapi apakah kita tau detail nilai yang mereka beri pada kita?? tak selamanya kita selalu lebih tau dari orang2 sekeliling kita tentang diri kita, da bahkan, suatu kondisi tertentu membuat mereka lebih paham tentang kita. dan disinilah letaknya.. Aku tak tahu, kamu tahu..

Kuadaran IV, di posisi (-,-). kita, dia, mereka, tak tahu apapun, sebuah ketidakpastian yang pasti menurut saya. sesuatu di luar batas kita sebagai manusia, dan saya akan lebih menganggap zona ke4 ini sebagai ketetapan Illahi, hanya Tuhan yang tau..

Saya pikir, saya setuju sekali dengan teori pada Johari Window ini. Masuk akal, dan memang hal ini berlaku bagi saya. dengan begini, kita ga lantas menjadi orang yang sok tahu, ga lantas menjadi orang yang rendah hati karena ketidaktahuan kita atas pengetahuan orang lain, karna kita sendiri punya banyak hal yang kita tahu tapi orang lain nggak tahu, dan tak lantas melupakan pemilik keputusan tertinggi dalam perjalanan hidup kita, karna hanya Allahlah yang tahu atas apa-apa yang tidak kita ketahui..