Rabu, 18 Juni 2014

Ga tau mau dikasih judul apaa..:D

Saya bukannya golongan manusia yang terlalu naif- begitu kata orang--, meskipun dalam beberapa hal tertentu, saya cukup ketat memberikan batasan-batasan prinsip saya, dan saya cukup tegas untuk hal tersebut..

Saya, dan atas beberapa kejadian tidak diharapkan yang mungkin menimpa saya, milik saya dan segala sesuatu disekitar saya, saat itu juga saya berpikir bahwa "Saya Apes, saya sebal dengan orang atau sesuatu yang telah merugikan saya, saya jadi super benci dengan penyebab masalah tersebut, dan parahnya, saya menghubung2kan dengan suatu hal yang mungkin adalah sumber penyebab dari semuanya.."

Saat itu pikiran saya begitu, namun tak berapa lama kemudian saya kembali berpikir, dan mereview perjalanan saya selama ini atau yang barusan saya lakukan, MUNGKIN MEMANG ADA YANG SALAH DENGAN APA YANG SAYA LAKUKAN sehingga Allah langsung memberikan teguran kepada saya...!!!

NAIF- memaang.. tapi hanya dalam hal-hal tertentu saja kok.. :D

Waktu kecil dulu, saya adalah Anak Bandel, nakal, dan tidak mau diatur.. Teman-teman saya ada yang Preman, ada yang mabuk-mabukan, ada yang entah pacaran sampai pada level ga genah, dsb. ( saya ga ikut-an mabuk/pacaran tapi yaa.. kalo gaya Preman, okelah..:P)..Saat itu saya masih labil, masih pencarian jati diri, daaaaannnn Preman cewek ndeso ini berani2nya kabur dari rumah mbawa motor boncengan bertiga (sama cewek2 yg juga berlagak preman), muter2 ga jelas, nongkrong dipinggiran jalan bareng sama cowok2..

Kejadian yang memalukan kalau saya mengingat-ingat hal itu lagi.. Malu, dan menyesal setelah akhirnya saya dapat tamparan keras dari Allah..

Awalnya, saya kehabisan uang, bensin saya abis ditengah jalan padahal itu malam2 dan jalanan menuju rumah saya gelap gulita ditambah gerimis.. Fiuhhhh, serem abiiiisss, dan saya nangis sepanjang perjalanan pulang.. Bukan itu saja, kedua teman saya, ketika saya ajak pulang karena saya selalu membatasi jam malam saya hanya sampai jam 10, mereka dengan angkuhnya tidak mau diajak pulang!!! OKEEEE!!
Dan hal yang paling parah terjadi paginya, ketika mereka berdua tau2 dateng kerumahku, daaaannn kemudian bercerita tentang kejadian malam harinya, selepas saya meninggalkan merekaa..

Astaghfirullahhal'adhim.. teguran yang teramat keras, tapi Allah menyelamatkan saya dengan caranya.. Apa jadinya kalo waktu itu saya masih ada disana?? Astaghfirullahhal'adhim, dan saya lantas bersyukur kepadaNya, (meskipun gw malam itu pulang dengan nuntun motor tapi ga papa deh.. Saya ikhlas..:D. Dan semenjak kejadian itu, saya udah ga mau lagi bertindak sebodoh itu, daann saya ga akan lagi nongkrong bareng dengan mereka-mereka..

Dan semenjak kejadian itu, saya menjadi lebih sensitif dengan segala kejadian buruk yang menimpa saya, yang kemudian saya hubung2kan dengan kelakuan saya..
Buanyaaaaak hal, mulai dari saya kehilangan uang/barang dalam bentuk apapun, ban bocor ditengah jalan,Keapesan-keapesan yang terjadi beruntun, anak sakit, dan masih buanyaak yang lainnya..
Awalnya saya emang kesel jengkel, mangkel, tapi sehabis itu saya mencoba mengambil hikmahnya. Mungkin bisa jadi karena saya udah lama ga bersedekah, maka Allah mengambilnya secara paksa.. Mungkin didalamnya ada bagian yang tidak halal, jadi Allah sengaja mengambilnya.. Mungkin saya melakukan kesalahan terhadap orang lain sehingga Allah menegur saya dengan menjadikan Anak saya sakit atau ban saya bocor, atau tau2 mogok, atau apalahh..

Hal yang kemudian saya lakukan adalah berbenah, untuk menjadi manusia yang lebiiihh baik lagi.. Dan saya selalu berdoa, semoga ketika saya melakukan kesalahan, Allah lantas secepatnya menegur saya..





Senin, 09 Juni 2014

Khayalan Tingkat Tinggi

Sekarang-sekarang ini, saya kembali berpikir tentang masa kecil saya. Tentang khayalan masa kecil saya yang membuat saya menyesal. Bukan menyesal karena khayalan saya yang buruk, tapi karena saat kecil saya belum menerbangkan mimpi sampai di langit tertinggi.

Memang wajar kalo saat itu saya ga berani berkhayal tinggi-tinggi, mengingat saya yang kata orang hanyalah Anak miskin yang paling-paling ntar hanya bisa sekolah sampai SMA (itupun udah beruntung), kemudian kerja jadi TKW ato jadi pelayan toko atau buruh pabrik, dan setelah tua nanti tak beda sama sebagian besar penghuni desa saya, nenun lidi, buruh padi di sawah, metik aneka hasil kebun yang tak seberapa hasilnya.

Saya berkhayal kalo kelak nantinya saya akan menjadi Guru Matematika saja, sekian banyak orang mencibir ke saya, dan berkata "pancen kamu tu orang pinter, Nduk, tapi eling nek kowe ki wong ra nduwe, sekolah ki larang, sopo sing arep ngragati??".. Ucapan mereka tak pernah berubah, sama seperti khayalanku yang malah semakin membumbung tinggi..

Dan inilah yang selalu aku katakan pada diriku saat itu..

-- Kelak, kalau Orang tuaku memang tak ada biaya ataupun tak mau membiayai sekolahku, aku bisa kerja, apapun, atau mungkin mengandalkan bea siswa yang katanya banyak diberikan pada anak tidak mampu dan berprestasi. Begitu aku lulus SMA, mungkin aku akan kerja, uangku kutabung, kemudian aku kuliah,dan setelah itu aku kerja, di kantor, duduk menghadap komputer, sampai semua orang tau bahwa mereka itu salah.. mereka salah menilai mimpiku yang hanya akan pudar oleh berjalannya waktu dan umur--

Yang ada dalam anganku saat itu hanyalah simple, aku ingin sekolah, kuliah, ingin kerja, ingin bisa keliling Indonesia. sesimple itu, tapi bagiku itu adalah pencapaian yang teramat luar biasa..

mungkin buat orang-orang berada dan mempunya orang tua berpendidikan dan konsen pada pendidikan anak, apa yang kuimpikan ini adalah hal yang sepele, yang bahkan tanpa perjuangan keras pun anak-anak mereka bisa mencapainya dengan mudah.

Alhamdulillah, Allah mendengar mimpi mimpi dan doa yang selalu kurapal setiap hendak memejamkan mata.. Tapi saya sekarang menyesal, menyesal kenapa waktu itu saya tidak bermimpi lebih tinggi lagi..:D

belum terlambat untuk kembali berkhayal memang, tapi kadang jiwa pikiran saya ini semangatnya tak sebesar waktu kecil dulu.. dan saya pun menyadarinya, bisa jadi karena saat ini saya telah berada di Zona nyaman. saya merasa Allah telah memberikan apa yang selama ini saya harapkan, saya merasa telah cukup dengan semua yang telah saya dapat sampai detik ini..

Merasa konaah itu perlu, tapi tak ada yang salah kan kalo saya kembali menggaungkan mimpi itu??

Seharusnya begitu, dan mungkin saya harus membiasakan untuk mengucapkannya dari sekarang..

Saya ingin dapetin bea siswa S2.. Saya ingin anak2 saya tumbuh sehat, cerdas, sholeh dan membanggakan kedua orang tuanya, dengan menjadi apapun yang mereka inginkan.. Saya ingin menjadi Ibu Rumah Tangga yang pandai dalam semua hal, pinter memasak, pinter menjahit, pinter mengajari dan menemani anak2 belajar kehidupan.

Tak ada yang tak mungkin, selama kita berusaha untuk menjadi lebih baik, lebih baik, dan lebih baik lagi..

Kepakkan mimpimu setinggi langit, dan Allah akan menangkapnya kemudian menjadwalkannya untuk terjadi, pada waktu yang memang hanya Dia yang menentukan..

Semangat, semangat, semangattttt!!!!!