Sabtu, 09 Agustus 2014

Azka, in memoriam

--Bahwa semuanya hanyalah titipan, amanah yang sewaktu-waktu Allah memintanya, tiada bisa kita menahannya sedetikpun,dan yang bisa kita lakukan hanyalah bersabar dan ikhlas--

Juli 2014,
Bulan ini pak Suami Ultah, yg ke 27..
Bulan ini bulan ramadhan, bulan penuh berkah, juga bulan fitri, bulan pengampunan makhluk makhluk Allah di hamparan bumi yang luass ini..
Bulan ini, seharusnya 2bulan terakhir sbelum kamimeninggalkan kota kecil di ujung timur pulau borneo..
Bulan ini, 5 bulan usia kehamilan yg menyenangkan.. yang seharusnya 4 bulan lagi aku bisa memeluk erat anak keduaku dengan bahagia..

--bahagia selalu diperut ibu ya sayangg, Ibu menyayangimu, liatlah kakakmu yg juga amat menyayangimu, yg selalu menciummu dan bercerita tentang rencananya mengajakmu main mobil2an begitu kamu lahir..
Sehat selalu ya sayangg---

Tapi Allah punya rencana indahnya sendiri..

Awal bulan Juli, awal ramadhan..
Alhamdulillah bisa ikut berpuasa,alhamdulillah Faraz mulai paham ttg arti puasa (meskipun blum ngikut puasa sih), alhamdulillah kandungan juga berasa wajar, walopun blum tau kondisi janin karna msh 4 hari dri awal puasa baru bertemu dr. Badi lagi..
Awal bulan, 18weeks usia kehamilan, hampir separoh jalan..Saatnya kami berkunjung ke Dr. Badi,dokter teladan di kota bontang,dokter muda nan ganteng dan amat sangat baik hati.. saking ngefansnya sama Pak dokter, aku selalu berharap bahwa nantinya dek azka akan jadi dokter sekeren Dr.badi ini..
Dr. Badi praktek tiap malam di RS amalia, dan kali ini mndapat antrian lebih awal.. jam 7 dokter dateng, dan jam 8 malem dokter menyilakan aku masuk ke ruang periksanya.. Ahh, senyum dokter ini selalu saja maniis dan tuluss.. berbaring, dan dokter memeriksa semuanya dengan detil, lamaa dan untuk kali ini aku bisa merasa kalo diam dan lamanya dokter memeriksa adalah krna ada yg tak beres dg kondisi dek azka..
-- ada apa denganmu sayang, semoga semuanya baik baik saja, karena tak lama lagi kamu akan rajin menendang2 perut ibu, dan ibu sungguh menantikannya, sayang..--
"Ibu, bayi ibu bla bla bla blaaaa blaaaaaaaaaa..., jadi sebaiknya segera dikeluarkan"
Rasa-rasanya sedang bermimpi buruk, yg bisa kurasakan hanyalah bahwa aku hanya bisa melongo dan menatap Dr. Badi dg tidak percaya, mulut tercekat sesaat, sampai akhirnya kukuatkan untuk bicara..
"Doookk,periksa lagi dok, cari lagi sampe ketemu, bisa jadi dokter salah kan....??atau mungkin saya harus disuntik dok?? Atau bedrest?? Atau saya harus minum obat bertablet?? Apapun akan saya lakukan asal janin ini baik2 saja Dokk.."
Aku merayunya, berharap ada persen kemungkinan walau hanya sedikit saja..
Helaan nafasnya sebelum mengucap kalimat trasa berat,
"Buu, saya bukan Tuhan, saya hanyalah dokter, dan saya yakin 100% kemanapun ibu mau periksa, berobat, smuanya nihill,ga ada seorang dokterpun yg mampu membuat bayi Ibu bisa hidup.. ga harus malam ini, tapi saya bisa menunggu sampai ibu siap melahirkannya"
--deeekk, ayolaaah sayangg, bilang ke dokter kalo kamu baik2 saja, tunjukkan padanya kalo kamu masih sehat, kalo kamu lincah,.. ayo sayangg, jangan buat ibu nangisss.. ini bulan bahagia sayangg.. jangan buat ibu kehilanganmu--

Syock sampai saya tak bisa menangis, sampai saya hanya bisa terbengong mendengarkan penjelasan dokter yg puanjaanng...
Entah berapa lama, sampai akhirnya saya bisa memohon kepadanya," Dok, saya akan nunggu suami saya dulu, atau mungkin bisa jadi saya akan melahirkannya di Jawa saja dok, biar ada keluarga yg mengurus nantinya.."
Kalimat yang begitu tegar meski sambil menahan nahan agar air mata tidak keluar..

Dan sepanjang jalan pulang yg hanya 500mter saja, pikiran saya terbang..

#saya sangat yakin dokter ga salah memvonis, saya harus segera nelpon suami tapi bingung menjelaskannya gimana, saya bingung mengabarkan berita buruk ini, saya bingung dan takut harus melahirkanmu sebentar lagi, bukan untuk dipeluk erat setiap hari, tapi untuk dimakamkan, saya bingung dengan reaksi Faraz, dan bla bla blaaa#

SAYA FRUSTASi,
Dan sesampai rumah saya menangis sepuasnya, setelah tidak berhasil menahan air mata lagi, setelah tidak berhasil membuat diri ini lebih tegar karena Faraz msh disisi dan menanyakan, "kenapa ibu menangis.. mana foto dedek bayinya Faraz bu..bla bla blaa"
Setiap kalimat tanya Faraz makin mengiris hati, membuat dada sesak sekali, dan saya hanya selalu bisa menjawab," Ibu ga papa, ayok Faraz tidur aja sama Ibu"..

--anakku sayaanngg, azkaku sayaanngg, kenapa Allah memilihmu.. memilih ibu.. ?? Kenapa ga Ibu ibu yg lain yg ga pengen punya anak lagi??kenapa kamu sayang.. --

SAYA FRUSTASI,
Kenapa Allah tak pernah berhenti memberikan cobaan pada hambaNya ini.. setelah taun kemarin di bulan ultahku Alloh mengambilnya, kenapa sekarang Allah msh memintanya kembali untuk kali kedua..

Apa Allah murka padahal aku udah berusaha untuk selalu jauh dari hal2 yang membuatMu murka, berusaha untuk selalu berjalan di jalanMu,aku yang selalu berusaha membuat bahagia Bapak Ibuku, aku yg selalu berusaha membuat harta2ku bersih, selalu berusaha menjaga semua amanahMu dg baik..

Kenapa aku.. kenapa bukan mereka..??kenapa Allah memilihku untuk menghadapi hal pait ini...??
Saya terus bertanya, saya terus menyalahkan saya sendiri, juga menyalahkan orang2 yang pernah membuat saya stress berat saat hamil muda.. orang yang sama yg membuat saya kehilangan kedua kalinya,... saya menyalahkannya, jua menyalahkan diri saya sndiri..

Malam itu, malam yang membuat saya tidak bisa tidur, malam yg membuat saya terus mendoa bahwa andai saya tertidur dan kemudian terbangun nanti, semua ini hanyalah mimpi buruk saja..

Saya menelepon suami, berkali kali, berpuluh2 kali tak ada jawaban,ku banting hape, kulempar bantal, dan segala yg berserakan disamping saya..

Dan, setelah sekian lama, akhirnya suami menelepon, dan saya hanya bisa diam, untuk beberapa saat..

Lamaa, dan tangisan saya pecah, diiringi aliran cerita yg sama seperti yg disampaikan dokter..

Suami trdiam, aku terdiam, tapi beliau berjanji, esok pagi akan segera terbang menemuiku, menjemputku..

Malam itu, disela tangis yg tertahan, akhirnya kami mengambil keputusan,

Dek Azka akan dilahirkan di Cilacap, di minggu terakhir ramadhan, kami harus packing, saya cuti dan tidak lagi kembali ke Bontang sampe ST tugas belajar nanti..

Minggu itu, semua rencana diubah...

Minggu yg begitu lambat, ramadhan yg sarat hikmah, sarat tangisan air mata...

Dan hari2 berikutnya membuat saya harus terus belajar untuk lebih kuat, ikhlas, tegar dan selalu sabar dengan sgala keputusanNya..

21 Juli 2014

Senin, dan saya sudah siap untuk melahirkannya, saya siap untuk melihatnya,meskipun saya belum siap menerima kenyataan, bahwa saya akan melihat anak saya dimakamkam.. bukankan seharusnya Anak yg melepas Ibunya di pemakaman,..???
Saya meminum obat perangsang kontraksi itu, setiap 6jam..
24 jam kemudian, masih sama, belum ada kemajuan, dan Dokter menghentikan selama 24 jam untuk diganti obat lagi..

--mungkin kah karna ibu belum bener2 rela kehilanganmu, jdi kmu belum mau keluar sayang...??--


23Juli 2014

Rabu,terapi kedua, obat dimasukkan kevagina, setiap 6 jam, 4 kali..

24 Juli 2014

Dokter hampir menyerah, karna saya tipe kebal obat, tpi akhirnya dilanjut dg cara trakhir, disuntikkan oxitocin dosis tinggi lewat infus.. dokter menjelaskan bahwa nanti bakal ada kemungkinan pendarahan, atau mungkin efek2 lain dikarenakan tindakan ini..

Saya hanya bisa mendoa, semoga saya selamat, semoga lancar, semoga Allah menggantinya dengan yg lebih baik..

--ibu akan mengikhlaskanmu sayang, lahirlah sesukamu, karna rasanya membelaimu di perut ini berasa Allah msh memberi waktu kepada kita untuk bersama.. kelak, jangan lupa ajak ibu untuk tinggal disurga bersamamu ya sayang.. juga ajak ayah kakak dan adik2mu nanti.. Ibu sayang kamu selalu..--

40menit setelah suntikan, kontraksi mulai datang, teratur, menyakitkan raga, meskipun tak sesakit jiwa saya saat ini..
Kontraksi beraturan,
Dan mulai jam 11 malem, sudah mulai taktertahankan..

25 juli 2014,

Suster bilang, kalo ga ada tambahan pembukaan n sampai jam 3 belum lahir, suster akan memasang induksi balon.. atau bisa jadi lewat operasi cesar..
Suster berharap sebelum jam 3 udah lair..

--Ibu ikhlas, ibu sudah mengikhlaskanmu sayang, kembalilah ke surgaNya, mungkin Allah memintamu untuk membukakan pintu surga buat Ibu nantinyaa.. Keluarlah sayang, kembalilah, dan jangan membuat Ibu lebih terluka lagi..sudah cukup sakit ibu karna kehilanganmu--

Jumat, 25 juli 2014, 27 ramadhan, 02.20 WIB.

--Itulah waktu yg kamu pilih, sayaanngg.. Ibu melihatmu, cakep sekali.. Ibu jatuh hati kepadamu.. --

Aku menangis, lama, sampai akhirnya aku tertidur kelelahan dan tubuh yg memusing karna darah yg banyak keluar..

Aku terbangun, menangis, dan tertidur lagi..

--Dan dalam mimpi aku melihatmu, melihat betapa kamu selalu menjadi malaikat kecil kami--

Aku terbangun, menangis lagi..

Dan aku melihatmu untuk terakhir kali..

Aku menangis...

Minggu, 29 ramadhan, 27 juli 2014

Melihat pusaranya untuk pertama kali, dan tangisku pecah lagi.. kuusap tanah yang masih basah, aku menangis lagi, untuk sepuasnya...

--dek azkaa sayang, ini Ibuu, Ayah sama Kak Faraz juga disini, pengen ketemu dedek, pengen liat rumah adekk..
Maafkan kami, maafkan Ibu, maafkan ayah tak bisa menjagamu lebih lama..
Ibu sayang sama kamu, nak..
Ibu kangeenn..
Ibu ingin memelukmu..
Maaf kalo ibu masih menangisim..
Ibu akan terus belajar ikhlas, sayang..
Bahagia, dan terus bahagia disisiNya sayang..
Tunggu Ibu slalu,..--

Setiap hari, ibu msh menangisimu..
Tapi ibu akan terus berusaha tegarr..

Love you always,
Azka Ramadhana